GERTAK ADALAH SALAH SATU SISTEM SATU PINTU UNTUK LAYANAN MASYARAKAT YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT KABUPATEN TRENGGALEK.
DI KUTIP DARI Radar Trenggalek – Selama empat tahun berjalannya program Gerakan Tengok Bawah Kemiskinan (GERTAK), setidaknya ada 17 ribu informasi atau permohonan pelayanan masalah kemiskinan, dengan 15 ribu telah terlayani. Dari jumlah tersebut, selama setahun terakhir atau tahun 2020 ini ada 5.551 permohonan.
Dari data yang terhimpun di posko GERTAK, jumlah tersebut paling tinggi di bulan Maret 2020. Sedangkan terendah belum bisa dipastikan karena di bulan Desember ini pelayanan masih berjalan. Permohonan atau masalah yang paling banyak disampaikan adalah pertama masalah keringanan biaya kesehatan sebanyak 2.365 permohonan, jaminan persalinan (Jampersal) sebanyak 1.911 permohonan, dan BPJS ebanyak 941 permohonan.
Atas terus berjalannya pelayanan kepada masyarakat miskin ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang sekaligus selaku ketua tim koordinasi penanggulangan kemiskinan (TKPK) Kabupaten Trenggalek mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder dari GERTAK, kurang lebih empat tahun terakhir telah berhasil menanggulangi kemiskinan di Trenggalek dengan program layanan terpadu warga miskin.
“Memang di awal, ketika saya menjadi ketua tim koordinasi penanggulangan kemiskinan, saya berpikir jika para pengusaha punya tempat yang namanya kantor pelayanan perizinan satu pintu (PTSP), bagaimaa dengan mereka yang tidak mampu. Bagaimana mereka bisa mengadukan keluh kesah mereka, kesulitan mencukupi kebutuhan rumah tangganya, kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang terjangkau. Maka keluarlah gerakan tengok bawah masalah kemiskinan dan kerentanan,” ucap Bupati Arifin.
Bupati Ipin, sapaan akrabnya menjelaskan, GERTAK diilhami oleh bagaimana solidaritas dan kegotongroyongan masyarakat menerapkan tiga sedekah. Pertama, sedekah informasi, masyarakat boleh menginformasikan siapa saja warga Trenggalek yang benar-benar yang berhak. “Silakan menghubungi nomor 082233343800, silakan datang ke kantor GERTAK atau ke kantor desa,” lanjut Bupati Ipin.
Kedua, sedekah partisipasi. Bupati juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat, stakeholder, khusunya seluruh tenaga kesejahteraan sosial, seluruh petugas yang ada di desa, juga seluruh komunitas masyarakat. Mulai IST, Bansor, Pemuda Muhammadiyah, relawan atau pasukan pink, yang spesifik khusus membantu menyeleksi dan mengonfirmasi apakah warga tersebut betul-betul belum mendapatkan jenis program apa pun dari pemerintah sehingga harus ditanggulangi. “Alhamdulillah dari 17 ribu informasi yang masuk , 15 ribu di antaranya sudah ditangani,” ujar bupati berusia 30 tahun ini.
Ketiga adalah sedekah rezeki. Bupati juga berterima kasih kepada forum corporate social responsibility (CSR) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Karena telah menjadi mitra strategis, membantu kedaruratan yang belum masuk program pemerintah. Meninjau atau memberikan perlindungan darurat kepada masyarakat yang belum sempat terprogramkan sehingga menggunakan dana BAZNAS.
Pada masa pandemi Covid-19, bupati menjelaskan, di awal program sebelum bantuan sosial dari pemerintah pusat turun, digunakan dana BAZNAS , kurang lebih untuk memberikan jaring pengaman sosial awal, sebelum realokasi refocusing anggaran dilakukan. Lalu di masa pandemi ini jaminan sosial dan bantuan ekonomi telah banyak digelontorkan baik pusat maupun daerah. Pemerintah daerah sendiri mengeluarkan kartu penyangga ekonomi (KPE) sebanyak 23 ribu kartu.
Di awal, KPE mengambil dana dari BAZNAS dan donasi semua stakeholder.
Namun sekarang bantuan di-cover APBD, baik melalui bantuan sosial tunai (BST), PKH, maupun PPNT yang sekarang diterimakan setiap bulan dan diperluas cakupannya. Kurang lebih 120 ribu keluarga di Kabupaten Trenggalek mendapatkan bantuan ini. Atau lebih kurang 40 persen dari jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Trenggale, yang beririsan dengan data kesejahteraan sosial. Yaitu sebanyak 40 persen masyarakat yang berpenghasilan paling rendah.
“Semoga ini membantu kita dalam pemulihan ekonomi. Juga telah diberikan bantuan bagi UMKM dan bantuan pemerintah pusat maupun program yang lain. Dan yang lebih penting, ini bukan sekadar apa yang diberikan pemerintah. Harus kita pahami ini bukan sekadar program. Ini adalah gerakan, maka hatinya harus tergerak. Tidak ada bangsa daerah yang bisa maju tanpa memiliki solidaritas, tanpa memiliki empati, hati yang terbuka, untuk saling lapangkan tangan meringankan langkah kita membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Maka hidup terus Gerakan Tengok Bawah Kemiskinan,” pungkas Bupati Ipin. (*)
Komentar
Posting Komentar